BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki harapan
yang positif dalam perkembangannya. Ditunjang juga dengan jumlah populasi
masyarakat Indonesia yang semakin tinggi. Hal ini pun membuat daya beli dan
kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang bernutrisi semakin meningkat. Sebagai
perusahaan makanan dan minuman terkemuka di Indonesia, PT Ultrajaya berada
dalam posisi kuat dan menguntungkan dengan kondisi ini.
PT Ultrajaya mendulang sukses secara
terus menerus sebagai hasil konsistensi dalam menerapkan startegi bisnisnya
serta selalu mengembangkan sumber daya dan teknologi yang dimilikinya. Hal ini
tentunya untuk memproduksi produk yang seterusnya diterima konsumen Indonesia.
Dengan keunggulan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar, peluncuran
produk-produk baru untuk mengisi celah pasar yang ada dan tekad kuat kami
terhadap kualitas terbaik akan memastikan bahwa PT Ultrajaya dapat meraih pangsa
pasar yang lebih besar di Indonesia di masa-masa mendatang.
Untuk memenuhi tuntutan ini
terciptalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang
memiliki peran penting dalam menetapkan suatu strategi perusahaan. Analisis
SWOT merupakan cara yang sistematis di dalam melakukan analisis terhadap wujud
ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang akan
datang sehingga dapat ditemukan masalah yang ada. Dari analisis SWOT,
perusahaan dapat menentukan strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan
kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki perusahaan, menngatasi
ancaman yang datang dari luar, serta mengatasi kelemahan yang ada.
B. Rumusan Masalah
Untuk mencapai suatu kesuksesan tidak begitu mudah tetapi
tentunya melalui proses yang optimal, seperti halnya di dalam mengelola surat
kabar pada suatu bisnis, faktor yang mempengaruhi analisis SWOT, di antaranya
faktor internal dan faktor eksternal. Dari beberapa faktor tersebut, penulis
sangat tertarik untuk mengetahui tentang Analisis SWOT. Masalah tersebut cukup
menarik untuk di teliti, dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis. Sesuai
dengan tugas yang diberikan, maka penulis akan membatasi pada pokok masalah,
yaitu “Analisis SWOT dalam dunia perindustrian”.
C. Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan penulisan makalah Analisis SWOT dalam
dunia perindustrian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Proses
Perencanaan Strategi Mutu.
2. Untuk mengetahui lebih dalam
masalah lingkungan eksternal dan internal
3. Untuk mengetahui secara
detail tentang Analisis SWOT
4. Untuk mengetahui calon
karyawan baru dalam menghadapi AFTA 2015
D. Manfaat penulisan
Semoga
makalah ini dapat memperoleh gambaran dan pemahaman tentang Analis SWOT yang
digunakan para karyawan / calon karyawan dalam bidang industri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perusahaan
PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun
1958 di Bandung - Jawa Barat. Perusahaan multinasional yang memproduksi minuman
yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya
Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri
rumah tangga, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun
1971. PT Ultrajaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT Ultrajaya Milk
Industry & Trading Company. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang
industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin
pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara.
Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong Dalam,
Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia juga
memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh
Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan
Gogo dibeli oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk
Industry Tbk. bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan
yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg
sudah bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu
Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga,
Samudera Prawirawidjaja.
Dan hingga kini, brand unggulan,
UltraMilk, masih tetap unggul di antara segmen susu cair. Lahan peternakan
berlokasi di tengan lahan perkebunan di dataran tinggi Bandung, dimana tersedia
sumber daya alam alami berkualitas baik, sebagai bahan baku produk kami.
Kesegaran bahan baku serta semua nutrisi yang terkandung di dalamnya kemudian
kami proses dengan teknologi Ultra High Temperature ( UHT ) digabungan dengan
teknologi pengemasan aseptik.
Kini, hampir 90% total produksi,
kami distribusikan ke seluruh konsumen di seluruh pelosok Indonesai, sementara
kurang lebih 10% produksi, kami ekspor ke beberapa negara di Benua Asia, Eropa,
Timur Tengah, Australia, dan Amerika
B. Visi dan Misi
Visi
Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di
Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, dan menjungjung
tinggi kepercayaan para pemegang saham serta mitra kerja perusahaan.
Misi
Menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk senantiasa
berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk
senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara optimal agar dapat
memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung jawaban kepada pemegang saham
C. Budaya
Tranformasi Budaya Organiasi dengan Kinerja Karyawan mempunyai Pengaruh yang
kuat serta positif, di mana semakin besar Transformasi Budaya Organiasi yang
dirasakan, maka semakin besar pula Kinerja Yang Mampu Terbentuk yang mampu terbentuk.
Demikian juga sebaliknya. Selain itu didapatkan pula bahwa Transformasi Budaya
Organisasi hanya berpengaruh sebesar 44,8 % terhadap Kinerja Karyawan sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh
penulis.Seperti motivasi,imbalan dan hukuman serta tunjangan yang diberikan.
Dalam peneliti
ini penulis menyarankan agar ada komunikasi yang lebih intensif dari atasan
pada bawahan begitu juga sebaliknya dari bawahan agar tidak segan untuk
bertanya pada atasan agar terjalin komunikasi yang efektif .Karena Transformasi
budaya Organisasi bisa dikatakan behasil jika komunikasi dijalankan secara
efektif
D.
Penerapan Bauran Pemasaran pada Produk PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk.
1. Produk
Pada website ini, terdapat informasi
yang lengkap tentang produk-produk yang diproduksi yang juga disertai gambar
dan informasi lengkap masing-masing produk, seperti manfaatnya, anjuran
pemakaian, proses prosuksi, dll. Produk-produk yang diproduksi antara lain :
a. Susu Segar UHT :
·
White Fresh Milk = Ultra Milk Full
Cream dan Ultra Milk Low Fat Hi-Calcium
·
Flavored Fresh Milk : Ultra Milk,
Ultra Mimi, Susu Sehat
b. Minuman Teh UHT
·
Teh Kotak Jasmine Tea
·
Teh Bunga
·
Teh Kotak Fruit Flavored
Tampilan Halaman Produk Minuman Teh
UHT :
c. Susu Kental Manis
·
Ultra Milk
·
Cap Sapi
d. Minuman Kesehatan UHT
·
Sari Kacang Ijo
·
Sari Asem Asli
e. Mentega = Ultra Butter
f. Teh Celup = teh kotak Jasmine
& Black Tea
2. Price
Dalam Website ini, PT Ultrajaya
tidak mencantumkan harga dari produk-produknya dikarenakan harga di pasaran
sangat variatif tergantung letak wilayah geografis konsumen dan memiliki latar
belakang sosial ekonomi yang berbeda.
3. Place
PT Ultrajaya merupakan perusahaan
yang sudah sangat besar saat ini. Produk-produknya juga sudah tersebar
diseluruh Indonesia bahkan hingga mancanegara. Pada website ini, PT ultrajaya
tidak lupa menyertakan alamat-alamat distributor seluruh Indonesia dan juga
informasi untuk ekspor produk. Informasi distributor yang dicantumkan juga
sudah sangat lengkap sehingga memudahkan untuk mendistribusikan produk ke
tangan customer.
Tampilan Halaman Daftar Distributor
:
4. Promotion
Promosi yang dilakukan pada website
ini adalah dengan menyertakan artikel-artikel tentang produk. Contohnya artikel
tentang alasan mengapa susu UHT lebih baik pada website tersebut sehingga
customer membeli produk tersebut dan artikel-artikel lainnya yang juga dapat
meningkatkan daya beli customer terhadap produk yang dikeluarkan. Promosi
lainnya yang dilakukan juga dengan menyertakann video tentang pabrik dan cara
produksinya. Video ini dapat membuat customer seakan-akan sedang mengunjungi
pabrik dan melihat langsung proses produksi. Promosi ini dapat menambahkan rasa
kepercayaan customer sehingga tidak beralih kepada produk lain yang sejenis.
E. Analisis Internal dan Eksternal Perusahaan
1.
Analisis Internal
a.
Keuangan
Tabel 1.1
Total Aktiva, Laba Bersih dan
Penjualan
PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk
Tahun 2006 – 2010
Tahun
|
Total
Aktiva
(Rp)
|
Penjualan
(Rp)
|
Laba
Bersih Setelah Pajak (Rp)
|
2006
|
1.249.080.371.258
|
835.229.966.049
|
14.731.717.216
|
2007
|
1.362.829.538.011
|
1.126.799.918.436
|
30.316.644.576
|
2008
|
1.718.997.392.078
|
1.362.606.580.492
|
303.711.501.204
|
2009
|
1.732.701.994.634
|
1.613.927.991.404
|
61.152.852.190
|
2010
|
2.006.595.762.260
|
1.404.945.733.980
|
95.713.080.440
|
Sumber : PT Ultrajaya Milk Industry,
Tbk
Dari tabel diatas dapat dilihat dari
tahun 2006 sampai 2010 total aktiva mengalami peningkatan. Pada tahun 2006
total aktiva sebesar Rp.1.249.080.370.258, tahun 2007 total aktiva meningkat
sebesar Rp.1.362.829.538.011, tahun 2008 total aktiva meningkat sebesar
Rp.1.718.997.392.078, tahun 2009 total aktiva meningkat sebesar
Rp.1.732.701.994.634 dan tahun 2010 total aktiva meningkat sebesar
2.006.595.762.260.
Untuk penjualan dapat dilihat pada
tahun 2006 sampai dengan 2010 cenderung meningkat. Pada tahun 2006 penjualan
sebesar Rp.835.229.966.049, tahun 2007 penjualan mengalami peningkatan sebesar
Rp.1.126.799.918.436, tahun 2008 penjualan meningkat sebesar
Rp.1.362.606.580.492, tahun 2009 penjualan meningkat sebesar 1.613.927.991.404,
dan tahun 2010 penjualan mengalami penurunan sebesar Rp.1.404.945.733.980.
Sedangkan untuk laba bersih setelah
pajak dilihat pada tahun 2006 sampai 2010 mengalami peningkatan. Pada tahun
2006 laba bersih setelah pajak sebesar Rp.14.731.717.216 dan pada tahun 2007
mengalami peningkatan sebesar Rp.30.316.644.576, tahun 2008 laba bersih setelah
pajak meningkat sebesar Rp.303.711.501.204, tahun 2009 laba bersih setelah
pajak meningkat sebesar Rp.61.152.812.190, dan pada tahun 2010 laba bersih
setelah pajak mengalami peningkatan sebesar Rp.95.713.080.440.
b.
Struktur organisasi
Dalam seitap perusahaan struktur
organisasi sangat penting fungsinyakarena adanya struktur organisasi
perusahaan, maka setiap karyawan akanmemperoleh gambaran tentang peranan
masing-masing bagian serta mengetahuiwewenang dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itustruktur organisasi dibuat dan disesuaikan
dengan perkembangan, kemampuan dan keadaan perusahaan. Dengan struktur
organisasi maka dapat dilihat pembagian tugas dalam organisasi dan kegiatan
perusahaan secara garis besar.Berikut ini adalah gambaran struktur organisasi
PT Ultrajaya.
Deskripsi
Jabatan :
Secara
umum setiap bagian pada struktur organisasi memiliki kewajibanyaitu
melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur adapun tugas dari
masing-masing departemen dari struktur organisasi diatas, diantaranya :
1.
Board of Directors
a. Menetapkan strategi
perusahaan yang harus dilaksanakan oleh setiapdepartemen dan perusahaan.
b. Mengawasi dan mengevaluasi
kinerja dari setiap karyawan dandepartemen.
2. Corpurate Secretary
a. Bertanggung jawab untuk
penyediaan dan penyebaran informasi kepadacalon investor dan investor.
b. Membina hubungan kepada
pihak-pihak terkait dalam hal investasi.
3. Internal Audit
Melakukan pengawasan internal kepada
seluruh departemen dankaryawan secara rutin dan melaporkan kepada dewan
direksi.
4.Sales and Distributor
a. Bertanggungjawab penuh
dalam hal penjualan distibusi produk-produk PTUltrajaya ke seluruh Indonesia
pada target Outlet yang ditetapkan.
b. Membina hubungan baik
dengan semua pelanggan PT Ultrajaya.
5.Marketing
a. Menyusun rencana pemasaran
untuk semua produk PT Ultrajaya.
b. Melakukan evaluasi
aktivitas pemasaran sesuai dengan strategi perusahaan yang telah
ditetapkan.c.Berkerja sama dengan pihak lain seperti biro iklan atau Departemen
lainseperti bagian produksi untuk memastikan aktivitas pemasaran dapatdilakukan
dengan baik.
6.Manufacturing
a. Bertanggung jawab penuh
dalam hal produksi semua produk.
b. PT Ultrajaya sesuai dengan
jumlah dan kualitas yang sudah ditetapkan.Bertanggung jawab penuh dalam hal
kelancaran produksi dan perawatanmesin-mesin yang digunakan dalam proses
produksi.
7.Personal and General Affairs
Bertanggungjawab penuh dalam hal
penerimaan karyawan pelatihan hingga pembuatan peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan ketenagakerjaan.
8. Finance and Accounting
a. Bertanggung jawab penuh
dalam hal pelaporan keuangan dan akuntansiPT Ultrajaya sesuai dengan prosedur
yang sudah ditetapkan.
b. Menyusun laporan rutin dan
melaporkan kepada dewan direksi.
9. MIS (Management Information
Sistem)
a. Bertanggun jawab penuh
dalam hal penyusunan dan pengendalian sisteminformasi di PT Ultrajaya.
b. Membantu setiap unit kerja
di PT Ultrajaya demi kelancaran penyediaaninformasi untuk dewan direksi.
10. Engineering
Membantu
departemen manfacturing dalam hal pemeliharaan perbaikandan pengawasan
mesin-mesin produksi yang digunakan.
2.
Analisis Eksternal.
a.
Pesaing
Walaupun kekuatan persaingan dalam suatu industri tidak
persis sama, namun secara umum , persaingan dalam suatu industri terbentuk dari
lima kekuatan pembentuk persaingan. Dapat dilihat dari bagan yang diambil dari
M. Porter :
- Persaingan berdasarkan substitusi merupakan persaingan dari produk pesaing dari PT Ultrajaya. Strategi yang dilakukan pada PT Ultrajaya adalah penciptaan nilai tambah bagi pelanggan melalui pembaharuan kemasan, peningkatan layanan, meyakinkan dan memberikan keamanan produk – produk PT Ultrajaya kepada pelanggan.
- Untuk pembeli, diumumkan untuk semua kalangan namun khususnya lebih kepada para anak-anak dan remaja. Apalagi untuk produk minuman Teh Kotak, banyak sekali para remaja dan anak-anak yang mengkonsumsi teh.
- Pemasok untuk PT Ultrajaya dimulai dari bahan baku untuk proses produksi hingga para investor yang menanakan modalnya di perusahaan ini.
- Pendatang baru bagi PT Ultrajaya khususnya untuk minuman sejenis produk Teh Kotak saat ini ada banyak seperti nu green tea, teh gelas, mountea. Karena itu diperlukan lebih banyak promosi dan penentuan harga agar produk Teh Kotak dapat tetap bertahan di pasaran walaupun sudah datang banyak pesaiang sejenis.
- Persaingan antar penjual dalam satu industri minuman berjenis teh sangatlah menjadi sebuah tantangan untuk PT Ultrajaya dalam memajukan usahanya dan tidak mengalami kemunduran di dalam melakukan produksi. PT Ultrajaya dituntut mampu bersaing dengan para kompetitor domestik maupun internasional dengan strategi improvement layanan kepada para customer yang ada.
PT Ultrajaya pun masih unggul
diantara produsen susu segar alami dan minuman ringan untuk seluruh konsumen
Indonesia dengan beberapa varian brandnya, seperti UltraMilk untuk produk susu
segarnya, Teh Kotak untuk minuman teh segarnya, dan Sari Kacang Ijo, Sari Asem
Asli untuk produk minuman sehatnya. Dan tak ketinggalan beberapa produk minuman
ringannya yang diproduksi khusus untuk pasar eksport.
Dan hingga kini, brand unggulan
kami, UltraMilk, masih tetap unggul di antara segmen susu cair, seperti halnya
juga Teh Kotak unggul di varian minuman siap saji dalam kemasan karton.
b. Analisis SWOT
pada PT. Ultrajaya Milk Industry Tbk
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan utama PT Ultrajaya terletak
pada visi pemasaran yang terfokus – terus menerus membangun merek yang kuat dan
memerlebar ragam produk makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan konsumen
Indonesia. Untuk melaksanakan hal ini, PT Ultrajaya telah melakukan investasi
yang signifikan dalam aktivitas pemasaran, teknologi, pengembangan produk dan
yang paling penting, distribusi.
Perusahaan ini termasuk salah satu
perusahaan di Indonesia yang memiliki jaringan distribusi yang paling luas,
mencakup seluruh daerah Indonesia, mulai dari Sumatera di ujung Barat hingga
Papua di ujung Timur. Hal ini dapat dicapai oleh adanya sistem distribusi yang
terdiri dari 2,500 grosir yang bersama-sama melayani lebih dari 25,000 toko
ritel (toko moderen dan tradisional), hotel dan pelanggan komersial.
Jaringan distribusi ini juga
didukung oleh jaringan penjualan PT Ultrajaya yang terdiri dari lebih 300
tenaga penjual, lebih dari 100 kendaraan, serta 9 depo dan kantor cabang di
kota-kota besar, ditambah lagi oleh beberapa distributor lokal.
Pasar utama PT Ultrajaya adalah
Indonesia dengan populasi 200 juta orang yang memiliki tingkat daya beli yang
meningkat. Pasar domestik mencapai 90 persen dari total produksi perusahaan
ini. Namun sejak 1988, perusahaan ini mulai aktif memasuki pasar ekspor ke
negara-negara tertentu.
Kelebihan dari PT ULTRAJAYA INDUSTRY
Tbk. :
- SDM yang besar dan terlatih
- Harga produk yang kompetitif
- Keadaan distribusi dan pangsa
pasar
- Loyalitas konsumen terhadap
produknya
- Brand Image
- Pertumbuhan penjualan
- Keadaan distribusi dan pangsa
pasar
2. Kelemahan
(Weakness) :
·
Ketersediaan bahan baku
·
Biaya produksi yang tinggi
3. Kesempatan
(Opportunity):
- Industri makanan dan minuman di
Indonesia memiliki harapan yang sangat positif. Negara ini memiliki populasi
besar dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Meningkatnya daya beli
konsumen telah membuat produk-produk makanan menjadi lebih terjangkau oleh
masyarakat luas. Sebagai perusahaan makanan dan minuman yang terkemuka di
Indonesia, PT Ultrajaya berada pada posisi yang sangat menguntungkan dengan
kondisi tersebut.
- Dengan keunggulan posisi
perusahaan sebagai pemimpin pasar, peluncuran produk-produk baru untuk mengisi
celah pasar yang ada, dan tekad bulat kami terhadap kualitas terbaik, akan
memastikan bahwa perusahaan ini dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar di
Indonesia di masa mendatang.
4. Hambatan (Threat) :
- kebijakan pemerintah
- Masuknya para pesaing baru
- Fluktuasi nilai tukar rupiah
- Iklim yang dapat menjadikan
tumbuhan teh tidak baik
- pesaing produk untuk minuman teh
kotak
- Membuat inovasi baru terhadap
produk yang dapat bersaing dengan perusahaan lain.
F. Faktor Penentu Keberhasilan
Faktor penentu keberhasilan dari
analisis SWOT dalam merancang inovasi ada hal-hal yang harus berjalan dengan
baik untuk menjamin keberhasilan suatu lembaga, di antaranya:
1. Adanya sumber daya manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor
dominan dan penentu keberhasilan program pendidikan dan pelatihan. Sumber daya
yang profesional, memiliki komitmen terhadap visi dan misi pendidikan dan
pelatihan.
Rumtini Iksan (2004) dalam bidang
pendidikan, seiring dengan upaya pembaharuan yang dilakukan, bentuk
kepemimpinan juga penting untuk diformulasikan. Kepemimpinan transformasional
berdasarkan kekayaan konseptual melalui kharisma, konsideran individual, dan
stimulasi intelektual diyakini akan mampu melahirkan pemikiran-pemikiran yang
mengandung jangkauan ke depan, azas kedemokrasian, dan ketransparanan, yang
oleh karenanya perlu diadopsi ke dalam kepemmpinan kepala sekolah, khususnya
dalam rangka menunjang manajemen berbasis sekolah atau bentuk-bentuk
pembaharuan pendidikan lainnya.
Berikutnya Yohana (2003:26), “Maju
mundurnya suatu organisasi sangat beruntung atas kemampuan sang pemimpin dalam
mengelola dan membina para anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi.”
2. Adanya sarana dan prasarana
berstandar nasional dan internasional yang berdaya guna dan behasil guna.
3. Terwujudnya iklim kerja yang kondusif, komunikatif dan harmonis sesuai dengan prosedur kerja yang disepakati semua pegawai.
4. Adanya nilai-nilai pelayanan prima yang direalisasikan oleh seluruh pegawai
5. Adanya sistem organisasi yang mampu menjalankan program kerja lembaga
6. Adanya anggaran berdasarkan DIK/ DIP untuk melaksanakan program kerja secara efektif dan efisien.
7. Adanya evaluasi kinerja yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk menciptakan akuntabilitas kinerja lembaga.
3. Terwujudnya iklim kerja yang kondusif, komunikatif dan harmonis sesuai dengan prosedur kerja yang disepakati semua pegawai.
4. Adanya nilai-nilai pelayanan prima yang direalisasikan oleh seluruh pegawai
5. Adanya sistem organisasi yang mampu menjalankan program kerja lembaga
6. Adanya anggaran berdasarkan DIK/ DIP untuk melaksanakan program kerja secara efektif dan efisien.
7. Adanya evaluasi kinerja yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk menciptakan akuntabilitas kinerja lembaga.
8. Adanya pengetahuan tentang Teknik
Industri .
Teknik Industri adalah untuk melayani sektor manufaktur, maka bidang kerja dari
lulusan teknik industri adalah pada jalur Production Officer hingga ke
Director.
Deksripsi kerjanya adalah memastikan jalannya produksi dan operasi secara
efisien dan efektif hingga mendapatkan sebuah sistem produksi atau operasi yang
terbaik (excellence). Ini mencakup (walaupun tidak terbatas pada):
- evaluasi standard waktu kerja: Berapa waktu sesungguhnya dalam mengerjakan suatu urutan pekerjaan yang normal, dengan menyeimbangkan antara kemampuan manusia normal dg tuntutan organisasi.
- merancang bagaimana cara kerja manual terbaik: bagaimana memastikan sebuah desain kerja dapat mengoptimalkan kemampuan manusia dan hukum alam – memanfaatkan gravitasi misalnya.
- merancang dan memperbaiki layout baik dari pabrik maupun stasiun kerja: Bagaimana susunan dan urutan fasilitas kerja terbaik sehingga aliran barang atau proses bisa berjalan dengan tanpa hambatan atau berbelit-belit sehingga memakan waktu yang berharga. Facility Layout and Plant Designer
- penyusunan jadwal produksi dan pengadaan/pembelian dari setiap seluruh fasilitas produksi serta bagaimana menyimpannya: untuk memastikan bebas hambatannya proses produksi, tentunya anda harus memperhatikan bahwa semua material utama dan pendukung harus tersedia ketika produksi dilakukan. Jangan seperti masak di dapur untuk nasi goreng, ketika sudah mulai ternyata nasinya nggak cukup (atau masih dalam bentuk beras) – PPIC Officer/Manager – PPIC: Production Planing and Inventory Control.
- menjaga tingkat operasi dari setiap sumber daya (mesin, peralatan dsb) dalam kondisi optimal melalui manajemen pemeliharaan: (Maintenance Officer/Manager)
- menjamin mutu produk yang berasal dari mutu proses yang baik: (QA (Quality Assurance) Officer/Director)
G. Persiapan SDM Dalam Menghadapi Pasar Global
Era
globalisasidan perdagangan bebas membuat persaingan bisnis semakin ketat.
Ditingkat makro pemerintah perlu meningkatkan kompetensi SDM melalui
peningkatan mutu pendidikan. Sedang ditingkat mikro perusahaan perlu mengadopsi
visi, misi dan strategi yang tepat yang didukung oleh strategi SDM dan budaya
perusahaan pula. Pada dasarnya strategi SDM berkaitan dengan tiga aktivitas SDM
yaitu pengadaan, pemeliharaan,serta pemeliharaan dan pengembangan. Strategi dan
perencanaan SDM perlu didukung oleh nilai-nilai kreativitas,layanan continuous
learning dan inovatif.
Strategi SDM perlu dipersiapkan secara seksama khususnya oleh perusahaan-perusahaan agar mampu menghasilkan keluaran yang mampu bersaing di tingkat dunia. Untuk mengantisipasi perdagangan bebas di tingkat dunia, para pemimpin Negara ASEAN pada tahun 1992 memutuskan didirikannya AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang bertujuan meningkatkan keunggulan bersaing regional karena produksi diarahkan pada orientasi pasar dunia melalui eliminasi tarif/bea menghilangkan hambatan tarif. Pada kompetisi tingkat ASEAN saja kita dituntut benar-benar siap, apalagi menghadapi persaingan dunia. Kotler (1992) mengingatkan bahwa globalisasi pasar dan kompetisi menciptakan suatu perubahan yang sangat besar. Strategi yang tepat harus diaplikasi untuk meraih keberhasilan melalui pemanfaatan peluang-peluang yang ada pada lingkungan bisnis yang bergerak cepat dan semakin kompetitif. Implikasi globalisasi pada manajemen sumber daya manusia tampaknya masih kurang diperhatikan secara proporsional karena tolok ukur keefektifannya kurang memiliki keterkaitan langsung dengan strategi bisnis. Alat ukur keefektifan organisasi dan aktivitas sumber daya manusia perlu dirancang secara profesional. Perusahaan dituntut berpikir global serta mempunyai visi dan misi yang jauh berwawasan ke depan. Mendapatkan calon karyawan yang berkualitas dan professional di Indonesia tidak selalu mudah. Hal tersebut disebabkan karena terjadi ketidaksesuaian antara job requirements dengan kompetisi calon. Tenaga professional asing masih banyak dipekerjakan di perusahaan-perusahaan besar terutama yang bertaraf internasional. Hal ini jelas memberi indikasi terjadi suatu mismatch antara kompetisi calon karyawan dengan kompetisi yang dibutuhkan.
Sementara itu di tingkat mikro, perusahaan-perusahaan perlu berperan aktif untuk ikut meningkatkan mutu SDM baik. Aset SDM yag perlu dievaluasi adalah bobot/kualitas dan potensi SDM yang dimiliki saat ini.Untuk mengevaluasi SDM perlu dipertimbangkan empat factor sebagai berikut :
Tingkat strategis, antara lain visi, misi dan sasaran organisasi
Faktor Internal SDM, antara lain : Aset SDM, kualifikasi SDM, aktivitas SDM :pengadana, pemeliharaan, pelatihan dan pengembangan, serta kebijakan-kebijakan SDM
Faktor-faktor eksternal, antara lain demografis, perubahan social, budaya, teknologi, politik, peraturan pemerintah, pasar tenaga kerja dan isu internasional (mislanya: HAM dan Ekologi)
Faktor organisasional, antara lain struktur, strategi perusahaan, budaya perusahaan, dan strategi SDM.
Tantangan terpenting yang dihadapi manajemen sumber daya manusia selalu berkaitan dengan menyediakan pelayanan yang masuk akal dengan rencana strategic perusahaan. Dalam menformulasi strategi SDM,manajer SDM harus memikirkan tiga tantangan mendasar. Pertama keharusan mendukung produktivitas dan upaya peningkatan kinerja perusahaan. Kedua, karyawan memainkan peran yang makin luas dalam usaha perbaikan kinerja pengusaha. Ketiga SDM harus terlibat lebih jauh dalam mendesain tidak hanya melaksanakan rencana strategic perusahan.
Perencanaan strategic mencakup 4 tugas utama menejemen strategi yaitu menentukan evaluasi situasi internal dan eksternal, mendefinisikan bisnis dan mengembangkan misi, menerjemahkan misi ke dalam tujuan strategic, dan merangkai strategi atau arahan tindakan. Strategi pada tingkatan korporasi mengidentifikasi portofolio bisnis secara keseluruhan, terdiri dari perusahaan dan cara berhubungan satu sama lain. Pada tingkat yang lebih rendah, setiap bisnis ini butuh strategi kompetitif/tingkat bisnis. Kita dapat mendefinisikan keuntungan kompetitif sebagai semua faktor yang memungkinkan organisasi mendiferensiasikan produk atau jasa dari produk dan jasa pesaing untuk meningkatkan presentase pangsa pasar. Perusahaan menggunakan beberapa strategi kompetitif untuk mencapai keuntungan kompetitif yaitu kepemimpinan biaya rendah, diferensiasi dan focus. Istilah SDM stratejik mengacu pada serangkaian tindakan spesifik manajemen SDM yang didorong oleh perusahaan untuk mencapai tujuan. Tujuan yang terpenting dari strategi SDM adalh membangun karyawan yang memiliki komitmen, terutama dalam lingkungan tanpa serikat kerja.
Studi dari Universitas Michigan menyimpulkan bahwa kinerja tinggi SDM professional perusahaan mengdentifikasi masalah manusia yang sangat penting bagi strategi bisnis dan membantu membangun dan melaksanakan strategi. Mereka memiliki kapasitas untuk mencapai alternative dan dilibatkan dalam membuat respons dan mengarahkan pasar organisasi. Manajer SDM melakukan dua peran mendasar perencanaan strategic yaitu melaksanakan dan memformulasikan strategi.Manajemen puncak memformulasikan strategi korporasi dan kompetitif perusahaan lalu strategi tersebut memformulasikan kebijakan dan strategi fungsional yang luas.Peraturan dasar pada strategi ini adalah aktivitas kebijakan dan strategi departemen SDM harus masuk akal berkaitan dengan strategi kompetitif dan korporatif perusahaan.Peran tradisional SDM dalam pelaksanaan strategi telah meluas termasuk bekerja dengan manajemen puncak untuk memformulasikan rencana strategic perusahaan.Peran meluas dalam formulasi strategi menggambarkan realita yang dihadapi oleh sebagian besar perusahaan besar saat ini.Globalisasi berarti persaingan yang semakin meningkat, berarti kinerja yang lebih baik dan sebagian besar perusahaan besar dapat meningkatkan kinerja secara keseluruhan atau sebagian dengan mendorong kompetensi dan komitmen karyawan mereka.
Proses SDM terdiri dari 3 komponen dasar, yaitu: profesional SDM yang dibutuhkan untuk membangun SDM, kegiatan dan kebijakan SDM, serta kompetensi dan prilaku karyawan.Menciptakan sistem SDM yang berorientasi pada strategi membutuhkan keahlian baru sebagai bagian dari profesional SDM. Mereka harus memiliki wawasan yang luas mengenai pengetahuan bisnis agar dapat memahami bagaimana perusahaan menciptakan nilai-nilai dan untuk melihat bagaimana sistem SDM perusahaan berkontribusi dalam proses penciptaan nilai-nilai tersebut. Dilingkungan yang kompetitif saat ini manajer tidak dapat mengabaikan sifat sistem SDM, kebijakan dan praktek aktual SDM untuk kesempatan.Manajer biasanya mencoba untuk menciptakan sistem kerja kinerja tinggi.Banyak perusahaan yang memiliki kinerja tinggi yang mempekerjakan karyawan berdasarkan kepada seleksi tes, dan menyediakan pelatihan pada karyawan baru. Manajer SDM butuh cara untuk menerjemahkan strategi baru perusahaan kedalam kebijakan dan praktek SDM yang spesifik dan dapat diterapkan. Manajemen memformulasikan rencana strategic dengan mengimplikasikan beberapa persyaratan tenaga kerja, berkaitan dengan keahlian, karakteristik dan prilaku karyawan yang harus diberikan oleh SDM untuk memberdayakan bisnis agar dapat mencapai tujuan strategic.
Manajer sering menggunakan kartu nilai SDM untuk mengukur efektivitas dan efisiensi fungsi SDM dalam menghasilkan prilaku karyawan untuk mencapai tujuan strategic perusahaan.Kartu nilai ini menunjukkan standar kuantitatif yang digunakan perusahaan untuk mengukur aktivitas SDM dan mengukur prilaku karyawan sebagai hasil dari kegiatan ini, dan mengukur hasil organisasi yang secara strategic dan relevan dengan prilaku karyawan. Dengan begitu kartu ini menekankan cara yang informatif, tapi komprehensif, hubungan sebab akibat antar aktivitas SDM, dan munculnya prilaku karyawan, dan merupakan hasil dari keluaran strategic dan kinerja perusahaan secara luas.
Ada tujuh tahap dalam penggunaan pendekatan kartu nilai SDM untuk menciptakan hasil strategic yang berorientasi pada sistem SDM, antara lain:
1. Mendefinisikan strategi bisnis
2. Menjabarkan nilai rantai perusahaan
3. Mengidentifikasi keluaran organisasi yang secara strategic dibutuhkan
4. Mengidentifikasi prilaku dan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan
5. Mengidentifikasi aktivitas dan kebijakan sistem SDM yang relevan secara strategic
6. Mendesain sistem pengukuran kartu nilai SDM
7. Evaluasi secara periodik sistem pengukuran
Strategi SDM perlu dipersiapkan secara seksama khususnya oleh perusahaan-perusahaan agar mampu menghasilkan keluaran yang mampu bersaing di tingkat dunia. Untuk mengantisipasi perdagangan bebas di tingkat dunia, para pemimpin Negara ASEAN pada tahun 1992 memutuskan didirikannya AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang bertujuan meningkatkan keunggulan bersaing regional karena produksi diarahkan pada orientasi pasar dunia melalui eliminasi tarif/bea menghilangkan hambatan tarif. Pada kompetisi tingkat ASEAN saja kita dituntut benar-benar siap, apalagi menghadapi persaingan dunia. Kotler (1992) mengingatkan bahwa globalisasi pasar dan kompetisi menciptakan suatu perubahan yang sangat besar. Strategi yang tepat harus diaplikasi untuk meraih keberhasilan melalui pemanfaatan peluang-peluang yang ada pada lingkungan bisnis yang bergerak cepat dan semakin kompetitif. Implikasi globalisasi pada manajemen sumber daya manusia tampaknya masih kurang diperhatikan secara proporsional karena tolok ukur keefektifannya kurang memiliki keterkaitan langsung dengan strategi bisnis. Alat ukur keefektifan organisasi dan aktivitas sumber daya manusia perlu dirancang secara profesional. Perusahaan dituntut berpikir global serta mempunyai visi dan misi yang jauh berwawasan ke depan. Mendapatkan calon karyawan yang berkualitas dan professional di Indonesia tidak selalu mudah. Hal tersebut disebabkan karena terjadi ketidaksesuaian antara job requirements dengan kompetisi calon. Tenaga professional asing masih banyak dipekerjakan di perusahaan-perusahaan besar terutama yang bertaraf internasional. Hal ini jelas memberi indikasi terjadi suatu mismatch antara kompetisi calon karyawan dengan kompetisi yang dibutuhkan.
Sementara itu di tingkat mikro, perusahaan-perusahaan perlu berperan aktif untuk ikut meningkatkan mutu SDM baik. Aset SDM yag perlu dievaluasi adalah bobot/kualitas dan potensi SDM yang dimiliki saat ini.Untuk mengevaluasi SDM perlu dipertimbangkan empat factor sebagai berikut :
Tingkat strategis, antara lain visi, misi dan sasaran organisasi
Faktor Internal SDM, antara lain : Aset SDM, kualifikasi SDM, aktivitas SDM :pengadana, pemeliharaan, pelatihan dan pengembangan, serta kebijakan-kebijakan SDM
Faktor-faktor eksternal, antara lain demografis, perubahan social, budaya, teknologi, politik, peraturan pemerintah, pasar tenaga kerja dan isu internasional (mislanya: HAM dan Ekologi)
Faktor organisasional, antara lain struktur, strategi perusahaan, budaya perusahaan, dan strategi SDM.
Tantangan terpenting yang dihadapi manajemen sumber daya manusia selalu berkaitan dengan menyediakan pelayanan yang masuk akal dengan rencana strategic perusahaan. Dalam menformulasi strategi SDM,manajer SDM harus memikirkan tiga tantangan mendasar. Pertama keharusan mendukung produktivitas dan upaya peningkatan kinerja perusahaan. Kedua, karyawan memainkan peran yang makin luas dalam usaha perbaikan kinerja pengusaha. Ketiga SDM harus terlibat lebih jauh dalam mendesain tidak hanya melaksanakan rencana strategic perusahan.
Perencanaan strategic mencakup 4 tugas utama menejemen strategi yaitu menentukan evaluasi situasi internal dan eksternal, mendefinisikan bisnis dan mengembangkan misi, menerjemahkan misi ke dalam tujuan strategic, dan merangkai strategi atau arahan tindakan. Strategi pada tingkatan korporasi mengidentifikasi portofolio bisnis secara keseluruhan, terdiri dari perusahaan dan cara berhubungan satu sama lain. Pada tingkat yang lebih rendah, setiap bisnis ini butuh strategi kompetitif/tingkat bisnis. Kita dapat mendefinisikan keuntungan kompetitif sebagai semua faktor yang memungkinkan organisasi mendiferensiasikan produk atau jasa dari produk dan jasa pesaing untuk meningkatkan presentase pangsa pasar. Perusahaan menggunakan beberapa strategi kompetitif untuk mencapai keuntungan kompetitif yaitu kepemimpinan biaya rendah, diferensiasi dan focus. Istilah SDM stratejik mengacu pada serangkaian tindakan spesifik manajemen SDM yang didorong oleh perusahaan untuk mencapai tujuan. Tujuan yang terpenting dari strategi SDM adalh membangun karyawan yang memiliki komitmen, terutama dalam lingkungan tanpa serikat kerja.
Studi dari Universitas Michigan menyimpulkan bahwa kinerja tinggi SDM professional perusahaan mengdentifikasi masalah manusia yang sangat penting bagi strategi bisnis dan membantu membangun dan melaksanakan strategi. Mereka memiliki kapasitas untuk mencapai alternative dan dilibatkan dalam membuat respons dan mengarahkan pasar organisasi. Manajer SDM melakukan dua peran mendasar perencanaan strategic yaitu melaksanakan dan memformulasikan strategi.Manajemen puncak memformulasikan strategi korporasi dan kompetitif perusahaan lalu strategi tersebut memformulasikan kebijakan dan strategi fungsional yang luas.Peraturan dasar pada strategi ini adalah aktivitas kebijakan dan strategi departemen SDM harus masuk akal berkaitan dengan strategi kompetitif dan korporatif perusahaan.Peran tradisional SDM dalam pelaksanaan strategi telah meluas termasuk bekerja dengan manajemen puncak untuk memformulasikan rencana strategic perusahaan.Peran meluas dalam formulasi strategi menggambarkan realita yang dihadapi oleh sebagian besar perusahaan besar saat ini.Globalisasi berarti persaingan yang semakin meningkat, berarti kinerja yang lebih baik dan sebagian besar perusahaan besar dapat meningkatkan kinerja secara keseluruhan atau sebagian dengan mendorong kompetensi dan komitmen karyawan mereka.
Proses SDM terdiri dari 3 komponen dasar, yaitu: profesional SDM yang dibutuhkan untuk membangun SDM, kegiatan dan kebijakan SDM, serta kompetensi dan prilaku karyawan.Menciptakan sistem SDM yang berorientasi pada strategi membutuhkan keahlian baru sebagai bagian dari profesional SDM. Mereka harus memiliki wawasan yang luas mengenai pengetahuan bisnis agar dapat memahami bagaimana perusahaan menciptakan nilai-nilai dan untuk melihat bagaimana sistem SDM perusahaan berkontribusi dalam proses penciptaan nilai-nilai tersebut. Dilingkungan yang kompetitif saat ini manajer tidak dapat mengabaikan sifat sistem SDM, kebijakan dan praktek aktual SDM untuk kesempatan.Manajer biasanya mencoba untuk menciptakan sistem kerja kinerja tinggi.Banyak perusahaan yang memiliki kinerja tinggi yang mempekerjakan karyawan berdasarkan kepada seleksi tes, dan menyediakan pelatihan pada karyawan baru. Manajer SDM butuh cara untuk menerjemahkan strategi baru perusahaan kedalam kebijakan dan praktek SDM yang spesifik dan dapat diterapkan. Manajemen memformulasikan rencana strategic dengan mengimplikasikan beberapa persyaratan tenaga kerja, berkaitan dengan keahlian, karakteristik dan prilaku karyawan yang harus diberikan oleh SDM untuk memberdayakan bisnis agar dapat mencapai tujuan strategic.
Manajer sering menggunakan kartu nilai SDM untuk mengukur efektivitas dan efisiensi fungsi SDM dalam menghasilkan prilaku karyawan untuk mencapai tujuan strategic perusahaan.Kartu nilai ini menunjukkan standar kuantitatif yang digunakan perusahaan untuk mengukur aktivitas SDM dan mengukur prilaku karyawan sebagai hasil dari kegiatan ini, dan mengukur hasil organisasi yang secara strategic dan relevan dengan prilaku karyawan. Dengan begitu kartu ini menekankan cara yang informatif, tapi komprehensif, hubungan sebab akibat antar aktivitas SDM, dan munculnya prilaku karyawan, dan merupakan hasil dari keluaran strategic dan kinerja perusahaan secara luas.
Ada tujuh tahap dalam penggunaan pendekatan kartu nilai SDM untuk menciptakan hasil strategic yang berorientasi pada sistem SDM, antara lain:
1. Mendefinisikan strategi bisnis
2. Menjabarkan nilai rantai perusahaan
3. Mengidentifikasi keluaran organisasi yang secara strategic dibutuhkan
4. Mengidentifikasi prilaku dan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan
5. Mengidentifikasi aktivitas dan kebijakan sistem SDM yang relevan secara strategic
6. Mendesain sistem pengukuran kartu nilai SDM
7. Evaluasi secara periodik sistem pengukuran
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekuatan utama
PT Ultrajaya terletak pada visi pemasaran yang terfokus – terus menerus
membangun merek yang kuat dan memerlebar ragam produk makanan dan minuman untuk
memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia. Untuk melaksanakan hal ini, PT Ultrajaya
telah melakukan investasi yang signifikan dalam aktivitas pemasaran, teknologi,
pengembangan produk dan yang paling penting, distribusi. ketersediaan bahan
baku dan biaya produksi yang tinggi menjadi kelemahan dari perusahaan ini.
Negara ini
memiliki populasi besar dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa.
Meningkatnya daya beli konsumen telah membuat produk-produk makanan menjadi
lebih terjangkau oleh masyarakat luas. Sebagai perusahaan makanan dan minuman
yang terkemuka di Indonesia, PT Ultrajaya berada pada posisi yang sangat
menguntungkan dengan kondisi tersebut.
Walaupun hambatan seperti kebijakan
pemerintah, masuknya para pesaing baru, fluktuasi nilai tukar rupiah,iklim yang
dapat menjadikan tumbuhan teh tidak baik, pesaing produk untuk minuman teh
kotak, membuat inovasi baru terhadap produk yang dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Dengan keunggulan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar,
peluncuran produk-produk baru untuk mengisi celah pasar yang ada, dan tekad
bulat kami terhadap kualitas terbaik, akan memastikan bahwa perusahaan ini
dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar di Indonesia di masa mendatang.
B. Saran
Dengan kajian SWOT ini diharapkan dapat memberikan gambaran tahap-tahap
perumusan tujuan di mulai dari visi dan misi yang menghasilkan nilai-nilai.
Visi dan misi dan nilai-nilai tersebut secara bersamaan dianalisis dengan
mempetimbangkan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi, baik lingkungan
internal maupun lingkungan eksternal.
Di era
globalisasi ini kita harus bertindak cepat dalam menghadapi setiap masalah,
terutama untuk menghadapi permasalahan SDM kita. SDM di Indonesia masih jauh
dari tingkat keefektifan dalam menghadapi era globalisasi. Di Indonesia masih
terlalu percaya pada SDM asing, terutama untuk bisnis bertaraf internasional
Kita sebagai SDM Indonesia tidak boleh hanya tinggal diam dalam menghadapi tandatangan global ini. Kita tidak boleh kalah saing dengan SDM asing, SDM Indonesia harus lebih kreatif dan inovatif untuk menciptakan produk-produk yang lebih berkualitas, jadi kita tidak hanya sebagai manusia yang konsumtif tapi juga produktif SDM di Indonesia juga harus bisa menunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu utuk bersaing dalam perdagangan bebas di era globalisasi ini.
Kita sebagai SDM Indonesia tidak boleh hanya tinggal diam dalam menghadapi tandatangan global ini. Kita tidak boleh kalah saing dengan SDM asing, SDM Indonesia harus lebih kreatif dan inovatif untuk menciptakan produk-produk yang lebih berkualitas, jadi kita tidak hanya sebagai manusia yang konsumtif tapi juga produktif SDM di Indonesia juga harus bisa menunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu utuk bersaing dalam perdagangan bebas di era globalisasi ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang kajian SWOT dalam membangun
perusahaan agar lebih berkembang dan maju.
Sumber :